Pendidikan Militer bagi kami bukanlah kekerasan.
Mungkin tidak banyak sekolah yang menerapkan pendidikan militer karena berangapan pendidikan militer adalah pendidikan yang menjurus pada kekerasan. Tapi sebenarnya pendidikan militer yang benar adalah pendidikan yang bertujuan untuk mebumbuhkan rasa solidaritas, kebersamaa, jiwa korsa, kekompakkan, kedisiplinan dan cinta tanah air. Jiwa patriotisme dan nasionalisme yang di pupuk agar tertanam dalam jiwa kami.
Kami bangga akan pendidikan yang kami terima. Tidak ada dendam karena kami tau apa yang senior berikan kepada kami adalah kebaikan untuk bersama . Mereka tidak menurunkan sikap balas dendam yang mungkin selama ini masyarakat nilai. Mereka selalu berpesan agar kami menurunkan pendidikan ini kepada adik-adik kami dengan penuh kasih, dan dengan perikemanusiaan dan dengan cara yang benar. Senang, sedih, tawa, semua kita lewati bersama.
Sebagian masyrakat menilai miring tentang kami karena kami selalu pulang malam, tanpa mereka ketahui bahwa kami pulang malam karena kami belajar dan hasil yang kami dapatkan adalah untuk menolong banyak orang. Mereka fikir sekolah kami mudah, "Analis itu gampang". Tetapi yang kami rasakan jauh dari kata mudah, titik dan koma sangat berpengaruh atas hasil yang kami periksa. Tapi kami kuat karena pendidikan militer bela negara yang kami rasakan kami aplikasikan dalam kehidupan kami, kami belajar untuk ikhlas atas apa pendapat semua orang terhadap kami. Kami bersatu, saling menguatkan, kami selalu melakukan semuanya penuh dengan strategi, karena senjata kami (spuite dan teman-temannya) bukan untuk membunuh tapi untuk menolong.
"Tegas, bukan berarti tak punya hati"